Persiapan Ini Harus Dilakukan Sebelum Memutuskan Menikah (Bagian #01)
Bro and sis … materi kali ini adalah persiapan yang dilakukan sebelum Anda memutuskan untuk siap menikah. Ini serial pertamanya.
Pertama: Persiapan mental dan fisik
Bro and sis …
Persiapan mental dan fisik adalah hal yang utama yang harus disiapkan. Siap mental artinya harus siap dalam mengarungi bahtera rumah tangga, siap menghadapi segala resikonya. Sementara persiapan fisik, Anda dan calon harus siap lahir batin, sehat secara fisik sehingga cukup tangguh dalam membina rumah tangga.
Kedua: Kemantapan hati
Menikah harus dengan kemantapan hati. Kemantapan di sini dalam hal:
- Kemantapan dengan pasangan.
- Siap menerima kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri pasangan.
- Tidak main-main dalam memilih.
Bro and sis …
Kemantapan yang seharusnya lebih dipersiapkan bukan hanya paras, namun agama itu yang harus lebih dipentingkan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
تُنْكَحُ المَرْأةُ لأَرْبَعِ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وجَمَالِهَا ولِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذاتِ الدين تَرِبَتْ يَدَاك
“Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Hendaklah engkau mendapatkan wanita yang baik agamanya, niscaya engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari, no. 5090 dan Muslim, no. 1466).
Walaupun memilih yang berparas cantik pun boleh. Imam Ibnu Qudamah rahimahullah pernah berkata, “Memilih wanita yang berparas cantik itu lebih menenangkan hati, mata jadi tidak melirik ke wanita lain, juga semakin menyempurnakan kasih sayang. Oleh karenanya, dalam Islam disyari’atkan memandangi wanita yang ingin dinikahi.” (Al-Mughni, 9:511).
Jadi bro … Silakan memilih yang berparas cantik, namun jangan lupakan yang baik agamanya.
Ketiga: Kesiapan financial
Meski banyak yang bilang bahwa cinta adalah modal terbesar dalam pernikahan, tapi masalah keuangan merupakan hal penting yang tidak bisa diabaikan. Kita tak bisa menutup mata dengan banyaknya kasus pertengkaran rumah tangga, bahkan hingga menyebabkan perceraian karena kondisi ekonomi yang tidak stabil.
Dan jika seorang gadis yang ingin nikah ditanyakan memilih laki-laki yang tampan atau mapan, banyak yang akan menjawab memilih mapan. Ada yang memberikan jawaban, “Karena tampan tak bisa dipakai untuk beli beras.”
Sampai-sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyarankan yang mau menikah punya kemapuan baa-ah. Apa itu baa-ah? Imam Nawawi rahimahullah menyimpulkan dalam Syarh Shahih Muslim (9:154), baa-ah itu mampu untuk berjimak disertai dengan kemampuan memberi nafkah terlebih dahulu. Itulah yang disebutkan dalam hadits,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki ba’ah , maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu adalah pengekang syahwatnya yang menggelora.” (HR. Bukhari, no. 5065 dan Muslim, no. 1400).
Keempat: Siap menjalani kehidupan yang berbeda
Menikah berarti menjalani kehidupan baru. Karenanya harus siap menghadapi semua hal yang tak terduga. Kehidupan setelah menikah akan jauh berbeda dengan kehidupan saat lajang. Untuk itu menikah harus didasari kepentingan bersama bukan kepentingan pribadi. Jika sebelumnya para jomblo bebas hang out (bergaul) bersama teman-teman, setelah menikah tentu semua harus atas dasar persetujuan suami. Di mana ketika menjadi istri hendaklah para sis menjalankan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan memudahkan masuk ke surga lewat pintu mana saja.
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad, 1:191; Ibnu Hibban, 9:471. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Kelima: Siap menghadapi masa depan yang baru
Menikah berarti siap melangkah menuju masa depan. Bila pernikahan berlangsung baik maka masa depan pun kemungkinan besar akan cerah. Setidaknya pasangan suami-istri bisa bersama-sama membangun masa depan terbaik. Baiknya ada rencana-rencana yang sudah dirancang untuk masa depan, inginnya seperti apa, sampai apa saja target untuk anak-anak kelak.
Masih bersambung insya Allah.
Your brother: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel RemajaIslam.Com
Artikel asli: https://remajaislam.com/1315-persiapan-ini-harus-dilakukan-sebelum-memutuskan-menikah-bagian-01.html